Pemberhentian Perkuliahan Oleh Massa Aksi Berujung Permintaan Maaf


HUMANIKA IAIN SA GORONTALO-Massa aksi yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa IAIN Gorontalo memaksa memberhentikan perkuliahan di ruangan kelas Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) kelas A pada selasa (18/09/18). Hal ini membuat Hatim Badu Pakuna, dosen yang saat itu akan menutup perkuliahan memprotes kepada salah seorang massa aksi.

Hatim Badu Pakuna menjelaskan bahwa saat itu memang perkuliahan sudah selesai, dan akan menutup perkuliahan tetapi tiba tiba massa aksi datang dan memaksa masuk kelas. "ketika mau closing perkuliahan, saya sudah tutup semua pertanyaan, tanggapan, dan sebagainya tiba-tiba datang beberapa mahasiswa yang berusaha untuk menghentikan jalannya perkuliahan. Kemudian saya bilang tunggu sebentar saya mau closing perkuliahan dulu, tetapi mereka malah masuk kedalam ruangan kelas dan tidak menggubris perkataan saya." lebih lanjut dia mengatakan bahwa "Demo itu sebenarnya bagus, fungsinya sebagai kontrol sosial. Tetapi harus memperhatikan kode etik,  menghentikan perkuliahan saat masih ada dosen mengajar itu tidak etis. Maksudnya selesaikan dulu perkuliahan atau harus ada konfirmasi sebelumnya bahwa pada hari ini akan ada demo, jadi mahasiswa tidak usah masuk. Dosen kan juga tidak picik, pasti akan diberi izin biar masalah seperi tadi tidak terjadi." tegasnya. 

Nasar Pakaya salah seorang massa aksi menjelaskan bahwa mereka sudah mendapat izin dari semua dekan Fakultas untuk mengajak mahasiswa berpartisipasi pada aksi yang akan mereka gelar. "jadi begini, kami klarifikasi. Pertama kami turun dulu ke fakultas masing-masing, Syariah, Tarbiyah, dan Ushuluddin. Kami akan melaksanakan aksi dan kami meminta dengan hormat, tidak sama sekali mengurangi rasa hormat kami kepada dosen selaku orang tua kami untuk membatalkan perkuliahan pada hari ini."

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa mereka tidak mencoba untuk mengacau di kelas saat sedang berlangsung proses perkuliahan. Mereka hanya ingin mengajak mahasiswa untuk ikut aksi karena sudah mendapat izin dari dekan Fakultas. "seandainya kami dikasih tau bahwa beliau mau menutup (red: perkuliahan), jangankan mau masuk ke dalam berdiri di depan pun kami takut." pungkasnya.

Setelah sempat terjadi keributan, beberapa massa aksi mendatangi Hatim Badu Pakuna untuk menyampaikan permohonan maaf atas kesalahpahaman yang terjadi. TR Rasyid/Arinda

Komentar

Posting Komentar