Yudisium Ujian Komprehensif, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Gelar Kuliah Pakar Internasional

Foto oleh: Sahrul Muhamad

LPM HUMANIKA - Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo, gelar Yudisium Ujian Komprehensif yang dirangkaikan dengan Kuliah Pakar Internasional, bertempat di Aula FITK IAIN Sultan Amai Gorontalo. Rabu, 8 Juni 2022.

Berbeda dengan Yudisium Ujian Komprehensif tahun sebelumnya, kali ini, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan merangkaikan kegiatan tersebut dengan Kuliah Pakar Internasional. Kegiatan yang mengusung tema “Kontekstualitas Tafsir Tarbawi Multidisipliner” ini, menghadirkan dua pemateri. Pertama, Ahmad Fakhrurrazi Mohammed Zabidi, selaku Dosen University Kebangsaan Malaysia (UKM), Fakulty Pengkajian Islam. Pemateri kedua, Sitriah Salim Utina, selaku Ketua Prodi Pendidikan Anak Usia Dini (PIAUD), IAIN Sultan Amai Gorontalo.

Kegiatan yang dibuka langsung oleh Dekan FITK tersebut, dihadiri oleh Civitas Akademika Kampus, khususnya Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Peserta pada kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa FITK baik secara offline maupun online yang telah dinyatakan lulus Ujian Komprehensif, berjumlah 367 Mahasiswa. 

Dalam sambutannya, Said Subhan Posangi, selaku Dekan FITK, mengatakan bahwa Kuliah Pakar Internasional ini sudah direncanakan jauh-jauh waktu. Kuliah pakar yang menghadirkan Fakhrurazzi sebagai pemateri tidaklah tanpa alasan. Selain sebagai tamu intelektual, Fakhrurazzi merupakan salah satu pakar yang diundang untuk melakukan sharing pengetahuan dari negara seberang ke Indonesia, khususnya Gorontalo. Ia pun menambahkan bahwa kehadiran pemateri tersebut bisa membuka ruang kerja sama antar universitas.

“Kehadiran pakar dari UKM Malaysia ini, bisa membuka ruang kerja sama antar university. Tentunya, ini menambah kualitas kelembagaan kita dalam rangka kerja sama internasional antar perguruan tinggi. Dengan demikian, ini tidak hanya kuliah pakar internasional, tapi lebih dari itu, kerja sama kelembagaan, kerja sama antar dosen, dan juga bisa ada pertukaran mahasiswa selang satu semester, antara mahasiswa IAIN Sultan Amai Gorontalo dengan UKM (University Kebangsaan Malaysia), berdasarkan fakultas masing-masing,” ungkapnya. 

Diselenggarakannya Kuliah Pakar Internasional bagi mahasiswa yudisium komprehensif tersebut, menurut Dekan FITK memberikan pesan akademik bahwa, di akhir studi tentunya mahasiswa tidak meninggalkan tradisi-tradisi akademik, sebagai bagian penting dari citra mahasiswa itu sendiri sebagai alumni perguruan tinggi. Harapannya, setiap alumni khususnya Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang notabenenya adalah calon guru, memiliki sejumlah kemampuan dan pegetahuan yang mempuni terkait dengan informasi-informasi terkini yang bisa dijadikan sebagai referensi pengetahuan dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuannya pada masyarakat.

“Kita akan membuat sebagai tradisi akademik, bahwa menjelang atau dalam pelaksanaan yudisium, baik itu komprehensif maupun sarjana. Paling tidak dibarengi dengan kuliah pakar, seminar, atau apapun namanya, dalam rangka meningkatkan minat, dan kemampuan literasi bagi alumni kita sebagai tambahan-tambahan informasi pengetahuan buat mereka,” tambahnya.

“Kedepannya bahwa FITK tentu akan membenahi diri dengan tradisi-tradisi akademik, supaya standarisasi bagi semua program studi yang diselenggarakan di FITK itu memiliki standarisasi akreditasi yang memuaskan, untuk menuju standarisasi yang kita harapkan adalah standar unggul bagi setiap program studi di FITK. Tentunya ini memberikan manfaat buat transformasi IAIN menuju Universtas Islam Negeri nanti,” tutupnya.

Penulis: Lisa
Editor: Alul

Komentar