PBAK : Sejumlah Mahasiswa Baru Melakukan Aksi di Depan Rektorat IAIN SA Gorontalo


Proses Audiensi Antara Massa Aksi
Dan Pihak Birokrat di Gedung Rektorat IAIN SA Gorontalo, Sabtu (24/8). Foto : Humanika.





LPM HUMANIKA - Sejumlah mahasiswa baru (maba) melakukan aksi tuntutan di depan rektorat IAIN Sultan Amai Gorontalo Sabtu, (24/8). Mereka meminta pada pihak terkait dapat bertanggungjawab dengan sejumlah atribut yang telah mereka beli, pada pelaksanaan Pengenalan Budaya Akademik Kampus (PBAK). 

Mereka berharap kepada Rahmat Toan Barusi, selaku ketua Steering Committe dalam pelaksanaan PBAK, dapat mengklarifikasi tentang pengadaan atribut ini. Indra Jaya Mahmud, salah satu massa aksi, menjelaskan bahwa 
"Tuntutan kami yaitu ingin menghadirkan ketua steering, ka Rahmat Toan Barusi, untuk mempertanggungjawabkan sesuatu yang diwajibkan kepada maba terkait atribut tambahan. Kan awalnya atribut ini diwajibkan kepada maba, dan setelah membeli, besoknya sudah tidak diwajibkan lagi. Tapi masih ada sebagian maba yang sudah membeli." 

Tidak lama setelah melakukan aksi di depan gedung rektorat, akhirnya pihak birokrat mengundang semua massa aksi untuk melakukan audiens. Hal ini turut dihadiri langsung oleh Mujahid Damopolii, Wakil Rektor (Warek) lll, Arten Mobonggi, Wakil Dekan (Wadek) lll Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Bambang Bambuena, ketua Senat Mahasiswa Intitut (SEMA-I) dan Ramli Usman selaku panitia pelaksana PBAK. 

Proses audiens berlangsung dengan berbagai macam keluhan dan tuntutan dari sejumlah massa aksi. Untuk menanggapi hal itu, Mujahid Damopolii langsung berapresiasi dengan berterimakasih atas segala keberanian dari massa aksi yang telah menyampaikan segala keluhannya. 
 "Atribut seperti ini memang biasa ada pada pelaksanaan PBAK di kampus manapun. Hanya saja dalam hal ini tidak ada pemaksaan untuk membelinya." Ujar Mujahid kepada massa aksi. 

Setelah beberapa menit melakukan proses audiensi, akhirnya hasil ini berbuntut pada persiapan pembentukan tim Investigasi PBAK. Yang terdiri dari Warek lll, Dewan Eksekutif Mahasiswa Institut (DEMA-I), SEMA-I, Panitia PBAK, dan perwakilan MABA dari beberapa fakultas. Tim Inventigasi kemudia dibentuk untuk menelusuri berbagai hal yang merugikan semua pihak pada pelaksanaan PBAK tahun ini. 
Arten Mobonggi mengatakan, "Untuk menanggapi kasus yang dianggap pungli itu, kami membentuk tim investigasi. Mudah-mudahan dalam waktu singkat bisa kita selesaikan." pungkasnya.
Reporter : Cakra
Penulis : Cakra

Komentar